Jumat, 16 Desember 2011

NAVIGASI DARAT

Posted by Unknown on 06.42

Navigasi  darat  adalah  bagian  dari  ilmu  untuk menentukan  posisi  suatu objek  dan  arah  perjalanan, baik  pada medan  sebenarnya maupun  pada  peta. Kemampuan membaca dan memahami peta, menggunakan alat navigasi untuk menentukan  posisi  serta menganalisa  dan memberikan  asumsi  awal  terhadap medan yang dilalui merupakan salah satu dari keahlian dasar yang perlu dimiliki oleh setiap penggiat alam bebas.

Hal tersebut merupakan bekal awal dalam merencanakan dan melakukan kegiatan  di  alam  terbuka  maupun  dalam  usaha  pencarian  atau  penyelamatan korban  kecelakaan  /  tersesat. Berikut  beberapa  pemahaman  dasar  yang dapat digunakan  untuk  mempelajari  dan  berlatih  lebih  lanjut  mengenai  ilmu  medan, peta dan kompas (IMPK).

1.  Peta

Peta  adalah  gambaran  unsur  –  unsur  alam  dan  atau  buatan manusia, yang berada di atas atau bawah permukaan bumi dan digambarkan pada bidang datar dengan proyeksi tertentu dalam ukuran yang diperkecil yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara visual maupun matematis. 

Jenis Peta berdasarkan penggunaan, dapat dibedakan sebagai berikut. 

  1. Peta Dasar  : Dibuat untuk membuat peta  turunan, perencanaan maupun pengembangan wilayah. Umumnya menggunakan peta topografi.
  2. Peta  Tematik  :  Menyajikan  isi  dan  untuk  kepentingan  tertentu  dengan
  3. Menggunakan peta dasar untuk meletakan info tematiknya.

Jenis Peta Berdasarkan Isi, dapat dibedakan sebagai berikut.
  1. Peta Topografi (Topographic Map), menampilkan Menampilkan sebagian unsur buatan manusia dan unsur alam dengan proyeksi tertentu.
  2. Peta  Hidrografi, menampilkan  informasi  kedalaman  dan  keadaan  dasar laut serta info lainnya untuk kepentingan pelayaran.
  3. Peta Geologi, menampilkan informasi keadaan geologis.
  4. Peta  Geografi, menampilkan  informasi  ikhtisar  peta  dengan  skala  kecil dari 1 : 100.000.
  5. Peta Kadaster, menampilkan informasi kepemilikan tanah dan batasnya.
  6. Peta irigasi, menampilkan informasi jaringan irigasi.
  7. Peta Jalan, menampilkaninformasi jaringan jalan. 8)  Peta Kota, menampilkan informasi jaringan transportasi, drainase, sarana
  8. kota, dll

Jenis peta berdasarkan skala dapat dibedakan sebagai berikut. 
  1. Peta skala besar, dengan skala lebih besar dari 1 : 10.000.
  2. Peta  skala  sedang,  dengan  skala  kecil  dari  1  :  10.000,  besar  dari  1  :100.000.
  3. Peta skala kecil, dengan skala kecil dari 1 : 100.000. 


2.  Kompas

Kompas adalah alat penunjuk arah. Karena  sifat  kemagnetannya,  jarum kompas akan selalu menunjuk arah Utara-Selatan. Akan  tetapi perlu diingat bahwa  arah  yang  ditunjuk  oleh  jarum  kompas  tersebut  adalah  arah  utara magnetis bumi. Jadi bukan utara bumi sebenarnya.

Secara fisik kompas terdiri atas:

  1. Badan, tempat komponen-komponen kompas lainnya berada.
  2. Jarum,  selalu menunjuk  arah  Utara-Selatan  pada  posisi  bagaimanapun (dengan  syarat,  kompas  tidak  dipengaruhi  oleh medan magnet  lain  danjarum tidak terhambat perputarannya).
  3. Skala penunjuk, menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin.

Kompas  dipakai  dengan  posisi  horizontal  sesuai  dengan  arah  garis medan  magnet  bumi.  Dalam  memakai  kompas,  perlu  dijauhkan  dari pengaruh  benda-benda  yang  mengandung  logam,  seperti  pisau,  golok, karabiner,  tiang  tenda,  jam  tangan,  dan  lainnya.  Kehadiran  benda-benda tersebut  akan  mempengaruhi  jarum  kompas  sehingga  ketepatannya  akan berkurang.  

3. Orientasi Peta

Orientasi  peta  adalah  menyamakan  kedudukan  peta  dengan  medan sebenarnya  (menyamakan Utara Peta dan Utara Sebenarnya). Untuk keperluan
orientasi  ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada di  lokasi.  Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bukit,  sungai,  ataupun  tanda-tanda  medan  lainnya.  Atau  dengan  mengamati kondisi bentang alam yang  terlihat dan mencocokkan dengan gambaran kontur yang  ada  pada  peta. Untuk  keperluan  praktis, Utara Kompas  (Utara Magnetis)
dapat  dianggap  satu  titik  dengan  Utara  Sebenarnya,  tanpa  memperhitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta, yaitu sebagai berikut.

  • cari  tempat  terbuka  agar  dapat  melihat  tanda-tanda  medan  yang
    mencolok.
  • Letakkan peta pada bidang datar.
  • Samakan  Utara  Peta  dan  Utara  Kompas,  dengan  demikian  letak  peta
    akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
  • Cari  tanda-tanda medan yang paling menonjol di sekeliling dan  temukan
    tanda-tanda  medan  tersebut  di  dalam  peta.  Lakukan  untuk  beberapa
    tanda medan. 
  • Ingat  tanda-tanda  medan  itu,  bentuknya  dan  tempatnya  di  medan
    sebenarnya maupun  di  peta.  Ingat  hal-hal  yang  khas  dari  setiap  tanda
    medan.
4. Arah Utara

  • Utara Sebenarnya  / Utara Geografi  (Truth North  / Geographical North, US  /
    TN)  diberi  simbol  *  ,  arah  utara  yang  ditunjukan  garis  bujur  (meridian)  dan
    menuju ke kutub utara bumi atau titik pertemuan garis bujur bumi. 
  • Utara peta  / Utara Grid  (Grid North, UP  / GN) diberi simbol GN, arah utara
    yang ditunjukan garis koordinat tegak peta ke arah atas.
  • Utara magnetik (Magnetic North, UM) diberi simbol T (anak panah separuh),
    arah utara yang ditunjukan jarum kompas menuju kutub utara magnetik bumi.
 5. Azimuth dan Back Azimuth

Azimuth  atau  bearing  adalah  sudut  antara  satu  titik  dan  arah  utara  dari seorang pengamat. Perlu diingat, pengamat dimanapun berada adalah titik pusat dari  suatu  lingkaran  imajiner.  Azimuth  disebut  juga  sudut  kompas.  Bila  kita berjalan dari suatu titik ke titik lain dengan sudut kompas tetap (istilah populernya potong  kompas)  maka  harus  diusahakan  agar  lintasannya  berupa  satu  garis lurus.  Untuk  itu  digunakan  teknik  back  azimuth  (back  bearing).  Prinsipnya membuat  lintasan  berada  pada  satu  garis  lurus  dengan  cara  membidikkan kompas  ke  muka  dan  ke  belakang  pada  jarak  tertentu.  Langkah-langkahnya sebagai berikut.

  1. Titik  awal  dan  titik  akhir  perjalanan  di  plot  di  peta,  tarik  garis  lurus  dan hitung sudut  yang menjadi arah perjalanan  (sudut kompas). Hitung  juga sudut dari  titik akhir ke  titik awal, kebalikan arah perjalanan. Sudut yang terakhir ini adalah sudut back azimuth.
  2. Perhatikan  tanda  medan  yang  menyolok  pada  titik  awal  perjalanan (pohon  besar,  pohon  tumbang,  longsoran  tebing,  susunan  pohon  yang khas, ujung kampong dan sebagainya).
  3. Bidikkan  kompas  sesuai  dengan  arah  perjalanan  kita  (sudut  kompas). Perhatikan tanda medan lain di ujung lintasan yang akan dilalui pada arah itu.
  4. Setelah  sampai  pada  tanda  medan  itu,  bidikkan  kompas  kembali  ke belakang  (sudut  back  azimuth)  untuk  mengecek  apakah  anda  berada pada  lintasan  yang  diinginkan. Bergeserlah  ke  kiri  atau  ke  kanan  untuk mendapatkan back azimuth yang benar.
  5. Seringkali  tidak  ada  tanda medan  yang  dapat  dijadikan  sasaran. Dalam hal ini, anda dan seorang rekan akan menjadi tanda tersebut.
Menentukan  back  azimuth  adalah  apabila  azimuthnya  kurang  dari  180O maka ditambahkan 180O, jika lebih dari 180O maka dikurangi 180O.

6. Reseksi

Reseksi  adalah menentukan  posisi  kota  pada  peta. Menentukan  posisi kita  di  peta  dengan menggunakan  dua  atau  lebih  tanda medan  yang  dikenali. Teknik reseksi membutuhkan alam terbuka untuk dapat membidik  tanda medan. Tidak selalu seluruh  tanda medan harus dibidik. Jika kita sedang berada di  tepi sungai, sepanjang  jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu mencari satu  tanda medan  lainnya yang dibidik. Langkah-langkah  reseksi, yaitu sebagai berikut.
  1. lakukan orientasi peta 
  2. cari  tanda medan yang mudah dikenali di  lapangan dan di peta, minimal
    dua buah (B dan C).
  3. buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut.
  4. bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita
  5. dengan  busur  dan  penggaris,  pindahkan  sudut  bidikan  yang  didapat  ke
    peta, dan hitung sudut pelurusnya (Back Azimuth).
  6. perpotongan garis  yang  ditarik  dari  sudut-sudut  pelurus  tersebut  adalah
    posisi kita dipeta. (A).
7. Interseksi

Interseksi adalah menentukan posisi suatu objek pada peta. Menentukan
posisi  suatu  titik  (benda)  di  peta  dengan  menggunakan  dua  atau  lebih  tanda medan  yang  dikenali  di lapangan.  Interseksi  digunakan  untuk mengetahui  atau memastikan  posisi  suatu  benda  yang  terlihat  di  lapangan,  tetapi  sukar  untuk
dicapai. Pada interseksi kita harus sudah yakin pada posisi kita di peta.langkah-
langkah melakukan interseksi, yaitu sebagai berikut.
  1. lakukan orientasi dan pastikan posisi kita (A).
  2. bidik objek yang kita amati (c)
  3. pindahkan sudut yang didapat ke peta
  4. bergerak ke posisi  lain, dan pastikan posisi  tersebut di peta (B).  lakukan langkah b dan c.
  5. perpotongan  garis  perpanjangan  dari  dua  sudut  yang  didapat  adalah posisi objek yang dimaksud (C).


8. Interpretasi dan Analisa Peta Topografi

Sebelum  melakukan  perjalanan  untuk  memahami  kondisi  medan sebenarnya berdasarkan informasi pada peta sehingga dapat digunakan sebagai
asumsi awal dalam penyusunan rencana perjalanan. 



Interpretasi dan analisa peta ini dapat dilakukan dari :


a. Informasi Dasar Peta

Seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta, lokasi daerah dan titik  ekstrim  seperti  perkampungan  (nama  daerah,  nama  jalan,  nama  sungai, nama  gunung  dan  bentukan  alam  lain),  perpotongan  sungai,  jalan,  ketinggian suatu  titik, kerapatan kontur berdasarkan pemahaman  tentang sifat kontur yang dapat digunakan untuk memperkirakan jarak dan waktu tempuh, karakter medan / kemiringan (terjal / landai), vegetasi, dll.

b. Tanda Medan

Melakukan  analisa  bentuk  kontur  yang  tergambar  pada  peta  untuk mendapatkan gambaran medan  sebenarnya. Mengenali  tanda medan  ini dapat dilakukan berdasarkan sifat garis kontur yaitu :

  1. Perbedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan dalam satuan meter (biasanya tertera pada setiap peta topografi).
  2. Kontur  yang  rendah  selalu mengelilingi  kontur  yang  lebih  tinggi,  kecuali untuk kawah.
  3. Antar  kontur  tidak  akan  saling  berpotongan,  kecuali  berhimpit  pada lembah yang sangat curam dimana terdapat air terjun
  4. Kontur  yang  bebentuk  seperti  huruf  V  dari  pusat  kontur  merupakan  punggungan dan yang berbentuk seperti huruf V terbalik dari pusat kontur  adalah lembahan.
  5. Kontur  terputus-putus  menyatakan  ketinggian  setengah  atau  lebih  dari
    perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut. 
  6. Makin rapat kontur, menunjukkan daerah yang makin terjal/curam. 
  7. Saddle adalah daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian 
  8. Pass adalah celah memanjang yang membelah suatu ketinggian 
  9. Bentukan  sungai  dapat  terlihat  dipeta  sebagai  garis  yang  memotong
    rangkaian tingkat kontur, biasanya terdapat pada lembahan dan namanya
    tertera mengikuti alur sungai. 

Dalam  kondisi  sebenarnya,  sering  kali  teknik  cross  bearing  tidak  selalu
dapat  dilakukan  seperti  karena  faktor  cuaca  atau  tidak  terlihatnya  titik  ekstrim yang dapat dijadikan acuan. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam kondisi seperti  ini  adalah  dengan  melakukan  analisa  dan  interpretasi  peta  untuk
kemudian dapat dibandingkan hasilnya dengan medan sekitar, serta merunutnya
dari titik awal perjalanan.

Oleh karena  itu, biasakan untuk mempelajari, menandai dan melakukan sebanyak  mungkin  analisa  medan  selama  perjalanan  serta  melakukan  cross  check perkiraan awal  tadi dengan  fakta yang didapatkan di  lapangan. Semakin banyak kita mengetahui  tanda –  tanda medan yang dilalui, semakin memahami pula  kita  tentang  sifat  dan  tingkat  kesulitan medan  tersebut  yang  akan  sangat berguna selama melakukan perjalanan dan dalam situasi darurat.

Namun, navigasi darat adalah ilmu praktis, yang hanya dapat terasah jika dipraktekkan  langsung  pada  kondisi  sebenarnya.  Pemahaman  mengenai  teori dan  konsep  hanyalah  membantu  untuk  memahami  ilmu  navigasi,  bukan menjamin kemampuan navigasi darat seseorang. Langkah-langkahnya:
  1. Tentukan beberapa titik yang menyebar
  2. Arahkan dengan menggunakan kompas
  3. Dipeta buat dengan busur derajat
  4. Titik perpotongannya merupakan titik yang dituju

Alat  yang  digunakan  untuk  reseksi  dan  interseksi,  yaitu  kompas,  busur derajat,  penggaris,  pensil,  dan  penghapus.  Dalam  menentukan  reseksi  dan interseksi, harus membuat patokan arah utara. 

2 comments:

rasanya ingin muda lagi untuk bisa memulai... dan menceritakan pengalaman serta membaginya bersama kawan-kawan..

Raga boleh tua tp jiwa harus tetep muda . . . Semangat Kawan . . .

Never Old to Learn

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site