• Puncak Kerinci

    Puncak Gunung Kerinci adalah puncak gunung tertinggi ke dua di Indonesia

  • Puncak Rinjani

    Puncak Gunung Rinjani adalah puncak gunung tertinggi ke tiga di Indonesia Puncak Gunung Rinjani adalah puncak gunung tertinggi ke tiga di Indonesia

  • Gua Ngerong

    Gua yang terdapat di Kab.Tuban ini sangatlah menarik untuk dikunjungi karena untuk masuk kita harus mengunakan perahu karet

  • Air Terjun Lembah Anai

    Salah satu air terjun yang berada di pingir jalan antara Padang sampai Bukittinggi

  • Gunung Semeru

    Gunung yg mempunyai tinggi 3676 mdpl ini terletak di Kab. Probolinggo dan merupakan Gunung tertinggi di pulau Jawa serta ke 4 di Indonesia setelah Puncak Carteen Piramid, gunung Jayawijaya, Gunung Kerinci, dan gunung Rinjani

Rabu, 23 Maret 2011

Gunung Arjuno

Posted by Unknown on 01.06

Gunung Arjuno (atau Gunung Arjuna, dalam nama kuna) terletak di Malang, Jawa Timur, bertipe Strato dengan ketinggian 3.339 mdpl dan berada di bawah Pengelolaan Tahura Raden Soeryo. Biasanya gunung ini dicapai dari tiga titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari Lawang, Tretes dan Batu.
Gunung Arjuno bersebelahan dengan Gunung Welirang. Puncak Gunung Arjuno terletak pada satu punggungan yang sama dengan puncak gunung Welirang. Selain dari dua tempat diatas Gunung Arjuno dapat didaki dari berbagai arah yang lain. Gunung yang terletak di sebelah barat Batu, Malang - Jawa Timur ini juga merupakan salah satu tujuan pendakian. Disamping tingginya yang telah mencapai lebih dari 3000 meter, di gunung ini terdapat beberapa objek wisata. Salah satunya adalah objek wisata air terjun Kakek Bodo yang juga merupakan salah satu jalur pendakian menuju puncak Gunung Arjuna. Meskipun selain objek wisata air terjun Kakek Bodo terdapat pula air terjun lain, tetapi para wisatawan jarang yang mendatangi air terjun lainnya, mungkin karena letak dan sarana wisatanya kurang mendukung. Gunung Arjuno mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Gunung Arjuno dapat didaki dan berbagai arah, arah Utara (Tretes) melalui Gunung Welirang,dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta), dan arah selatan (Karangploso), juga dari kecamatan Singosari melalui desa Sumberawan. Desa Sumberawan adalah desa pusat kerajinan tangan di kecamatan Singosari, Malang dan merupakan desa terakhir untuk mempersiapkan diri sebelum memulai pendakian.
Pasar Setan

Sawan Kesek














Kiri - Kanan => Bang Napi, Adam, Fiter
Camplak, Bahadur, Adam, Oclixs











Jumat, 18 Maret 2011

Gunung Lawu

Posted by Unknown on 17.16


Gunung Lawu (3.265 m) terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.
Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.
Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi Sukuh dan Candi Cetho. Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran: Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, mausoleum untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Suharto.

Dari Kiri - Kanan Blimbing, Dozer, Bothok, Adam, Sarbi, Shiro
Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1 Sura banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak. Karena populernya, di puncak gunung bahkan dapat dijumpai pedagang makanan. Pendakian standar dapat dimulai dari dua tempat (basecamp): Cemorokandang di Tawangmangu, Jawa Tengah, serta Cemorosewu, di Sarangan, Jawa Timur. Gerbang masuk keduanya terpisah hanya 200 m. Pendakian dari Cemorosewu melalui dua sumber mata air: Sendang (kolam) Panguripan terletak antara Cemorosewu dan Pos 1 dan Sendang Drajat di antara Pos 4 dan Pos 5. Pendakian melalui Cemorokandang akan melewati 5 selter dengan jalur yang relatif telah tertata dengan baik. Pendakian melalui cemorosewu akan melewati 5 pos. Jalur melalui Cemorosewu lebih nge-track. Akan tetapi jika kita lewat jalur ini kita akan sampai puncak lebih cepat daripada lewat jalur Cemorokandang. Pendakian melalui Cemorosewu jalannya cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata.
Jalur dari pos 3 menuju pos 4 berupa tangga yang terbuat dari batu alam. Pos ke4 baru direnovasi,jadi untuk saat ini di pos4 tidak ada bangunan untuk berteduh. Biasanya kita tidak sadar telah sampai di pos 4.
Di dekat pos 4 ini kita bisa melihat telaga Sarangan dari kejahuan. Jalur dari pos 4 ke pos 5 sangat nyaman, tidak nge-track seperti jalur yang menuju pos 4. Di pos2 terdapat watu gedhe yang kami namai watu iris(karena seperti di iris). Di dekat pintu masuk Cemorosewu terdapat suatu bangunan seperti masjid yang ternyata adalah makam.Untuk mendaki melalui Cemorosewu(bagi pemula) janganlah mendaki di siang hari karena medannya berat untuk pemula. Di atas puncak Hargo Dumilah terdapat satu tugu.

Rumah Botol
Gunung Lawu menyimpan misteri pada masing-masing dari tiga puncak utamanya dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi. Konon gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan berhubungan erat dengan tradisi dan budaya Keraton Yogyakarta. Setiap orang yang hendak pergi ke puncaknya harus memahami berbagai larangan tidak tertulis untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan. Bila pantangan itu dilanggar di pelaku diyakini bakal bernasib naas.
Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani.

Cerita dimulai dari masa akhir kerajaan Majapahit (1400 M) pada masa pemerintahan Sinuwun Bumi Nata Bhrawijaya Ingkang Jumeneng kaping 5 (Pamungkas). Dua istrinya yang terkenal ialah Dara Petak putri dari daratan Tiongkok dan Dara Jingga. Dari Dara Petak lahir putra Raden Fatah, dari Dara Jingga lahir putra Pangeran Katong. Raden Fatah setelah dewasa agama islam berbeda dengan ayahandanya yang beragama Budha. Dan bersamaan dengan pudarnya Majapahit, Raden Fatah mendirikan Kerajaan di Glagah Wangi (Demak). Melihat kondisi yang demikian itu , masygullah hati Sang Prabu. Sebagai raja yang bijak, pada suatu malam, dia pun akhirnya bermeditasi memohon petunjuk Sang Maha Kuasa. Dalam semedinya didapatkannya wangsit yang menyatakan bahwa sudah saatnya cahaya Majapahit memudar dan wahyu kedaton akan berpindah ke kerajaan Demak.
Tugu Puncak Lawu (Lama)
Pada malam itu pulalah Sang Prabu dengan hanya disertai pemomongnya yang setia Sabdopalon diam-diam meninggalkan keraton dan melanglang praja dan pada akhirnya naik ke Puncak Lawu. Sebelum sampai di puncak, dia bertemu dengan dua orang kepala dusun yakni Dipa Menggala dan Wangsa Menggala. Sebagai abdi dalem yang setia dua orang itu pun tak tega membiarkan tuannya begitu saja. Merekapun pergi bersama ke puncak Harga Dalem.
Saat itu Sang Prabu bertitah, "Wahai para abdiku yang setia sudah saatnya aku harus mundur, aku harus muksa dan meninggalkan dunia ramai ini. Dipa Menggala, karena kesetiaanmu kuangkat kau menjadi penguasa gunung Lawu dan membawahi semua mahluk gaib dengan wilayah ke barat hingga wilayah gunung Merapi/gunung Merbabu, ke timur hingga gunung Wilis, ke selatan hingga Pantai selatan , dan ke utara sampai dengan pantai utara dengan gelar Sunan Gunung Lawu. Dan kepada Wangsa Menggala, kau kuangkat sebagai patihnya, dengan gelar Kyai Jalak.
Puncak Lawu Bersama "Bothok"
Tak kuasa menahan gejolak di hatinya, Sabdopalon pun memberanikan diri berkata kepada Sang Prabu: Bila demikian adanya hamba pun juga pamit berpisah dengan Sang Prabu, hamba akan naik ke Harga Dumiling dan meninggalkan Sang Prabu di sini.
Singkat cerita Sang Prabu Brawijaya pun muksa di Harga Dalem, dan Sabdopalon moksa di Harga Dumiling. Tinggalah Sunan Lawu Sang Penguasa gunung dan Kyai Jalak yang karena kesaktian dan kesempurnaan ilmunya kemudian menjadi mahluk gaib yang hingga kini masih setia melaksanakan tugas sesuai amanat Sang Prabu Brawijaya.

Kamis, 17 Maret 2011

Gua Embultuk, Blitar

Posted by Unknown on 19.43

Gua Embultuk merupakan sebuah gua alam yang didalamnya penuh dengan stalagmit dan stalaktit. Gua Embultuk terletak di desa Tumpakkepuh, kecamatan Bakung, arah selatan kota Blitar dengan jarak sekitar 40 km. Panjang gua ini sekitar 1500 meter sedang luas dan tingginya sekitar 3 meter. Sepanjang kurang lebih 1,5 km, pesona stalagmit akan membuat anda merasa betah dengan suasana yang mengesankan, suara gemericik air bawah tanah menambah kesan alami. Pengunjung harus memakai lampu petromak dan pakaian ganti.

Gua Embultuk merupakan satu-satunya gua di Blitar yang menyajikan keunikan stalagmitnya pada para pengunjung. Wisata gua ini selalu ramai dikunjungi oleh banyak turis, terutama pada liburan sekolah, dan jalan menuju gua ini pun telah direnovasi sehingga dapat dilalui kendaraan roda empat.

Gua ini merupakan gua sungai bawah tanah, sehingga, setiap pengunjung yg ingin memasuki gua ini disarankan untuk menggunakan pelampung karena rata - rata air didalam gua lebih dari 1 meter. Bahkan ada yg mencapai 1 meter lebih.

 Didam Gua ini terdapat stalagmit yg sangat besar dan lebar. Ada sekitar 4 buah stalagmit yg besar dan lebar, jika dipukul akan mengeluarkan bunyi - bunyian. Masyarakat sekitar menyebutnya Batu Gong karena suaranya menyerupai Gong.

Gua Ngerong, Tuban

Posted by Unknown on 19.26

Bagi Anda yang suka berwisata, tempat yang satu ini jangan terlewatkan. Gua Ngerong salah satu tempat wisata yang berada di Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban ini selain menawarkan keindahan serta adanya sumbermata air yang keluar dari dalam gua. Gua Ngerong sesuai namanya adalah lubang dgn panjang 1.8 km. Potensi nya bisa mencapai 30 km.Gua ini adalah gua air, yg harus diarungi dgn perahu karet. Pada kedalaman 1000 meter ditemui air terjun didalam gua.

Adanya ikan Tawes serta kura-kura raksasa yang menghuni kolam juga menjadi daya tarik tersendiri karena hingga saat ini masih menyimpan mitos yang belum terkuak.
“Ikan dan kura-kura yang menghuni kolam tersebut merupakan jelmaan bidadari dan Senopati Kerajaan Gumenggeng yang dikutuk Dewa karena membuat kesalahan,” kata Siswihariadi, salah seorang Sesepuh Desa Rengel.
Mitos lainnya yang tak kalah menarik dari Gua Ngerong adalah adanya larangan bagi pengunjung untuk menangkap dan membawa pulang ikan maupun bulus yang bebas berkeliaran. Karena apabila masyarakat tidak mengindahkan larangan tersebut, diyakini akan mendapat celaka seusai pulang dari lokasi wisata yang berada di daerah pegunungan kapur tersebut. Anehnya, meski sudah hidup puluhan tahun, ikan maupun kura-kura tersebut sampai kini masih hidup dan berkembang biak semakin banyak. Selain itu, kedua binatang tersebut hanya memakan klenteng biji kapas, roti maupun ketela yang diberikan para pengunjung. Sumber mata air yang keluar dari dalam gua selain sebagai daya tarik bagi wisatawan, juga dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mandi dan mencuci.
Terdapat kalelawar yg hidup sampai kedalaman 700 meter. Jutaan kalelawar terlihat spektakular saat beriring keluar pada jam 5 sore. Juga didapati Ikan Bader Bang (Puntius Javanicus), ikan yg dimitoskan sebagai keramat. barang siapa memakan atau membawa pulang, akan dijangkiti penyakit yg tak kunjung sembuh. Alhasil ada ribuan ekor ikan bader dgn ukuran sebesar paha yg bebas berenang hilir mudik tanpa ada yg berani menganggu.
Mitos lainnya barang siapa masuk gua maka dia harus keluar 12 jam berikutnya. Kedua mitos ini membantu gua dan hewan2nya tetap lestari sampai saat ini.Hewan lainnya adalah kura2 putih dgn diamater 1 meter. Juga ikan tanpa mata -buta (khas hewan gua), yg mulai didapati di kedalaman 1000 meter.  
 
Semangat Pak Kus ! ! ! ! !





Sebagian Keluarga Besar YABI ! ! ! !











Gunung Rinjani = Surga Para Pendaki

Posted by Unknown on 09.53

Gunung Rinjani
Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur. Secara administratif gunung ini berada dalam wilayah tiga kabupaten: Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat. dan Gunung Rinjani dengan titik tertinggi 3.726 mdpl, mendominasi sebagian besar pemandangan Pulau Lombok bagian utara.

Pintu Masuk Sembalun
Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 m × 4.800 m, memanjang kearah timur anda barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak (segara= laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Di Segara Anak banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut.
Plawangan Sembalun
Di sisi timur kaldera terdapat Gunung Baru (atau Gunung Barujari) yang memiliki kawah berukuran 170m×200 m dengan ketinggian 2.296 - 2376 m dpl. Gunung kecil ini terakhir aktif/meletus sejak tanggal 2 Mei 2009 dan sepanjang Mei, setelah sebelumnya meletus pula tahun 2004. Jika letusan tahun 2004 tidak memakan korban jiwa, letusan tahun 2009 ini telah memakan korban jiwa tidak langsung 31 orang, karena banjir bandang pada Kokok (Sungai) Tanggek akibat desakan lava ke Segara Anak. Sebelumnya, Gunung Barujari pernah tercatat meletus pada tahun 1944 (sekaligus pembentukannya), 1966, dan 1994. Selain Gunung Barujari terdapat pula kawah lain yang pernah meletus,disebut Gunung Rombongan.

Plawangan Sembalun
Gunung Rinjani Terletak di pulau Lombok, Untuk menuju Gunung Rinjani, anda dapat menggunakan bus langsung Jakarta-Mataram, setelah sampai di mataram anda menuju ke desa sembalun atau bisa juga ke desa senaru menggunakan kendaraan setempat.atau menggunakan penerbangan dari Jakarta, Surabaya, dan Denpasar menuju ke bandara selaparang mataram - Lombok. Rinjani memiliki panaroma paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta alam.

Danau Anakan
Suhu udara rata-rata sekitar 20 °C; terendah 12 °C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus.
Selain puncak, tempat yang sering dikunjungi adalah Segara Anakan, sebuah danau terletak di ketinggian 2.000m dpl. Untuk mencapai lokasi ini kita bisa mendaki dari desa Senaru atau desa Sembalun Lawang (dua entry point terdekat di ketinggian 600m dpl dan 1.150m dpl). Kebanyakan pendaki memulai pendakian dari rute Sembalun dan mengakhiri pendakian di senaru, karena bisa menghemat 700m ketinggian. Rute Sembalun agak panjang tetapi datar, dan cuaca lebih panas karena melalui padang savana yang terik (suhu dingin tetapi radiasi matahari langsung membakar kulit). krim penahan panas matahari sangat dianjurkan.

Puncak Rinjani
Dari Rute Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut karena melalui hutan. Dari kedua lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki sekitar 7 jam menuju bibir punggungan di ketinggian 2.641m dpl (tiba di Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini pemandangan ke arah danau, maupun ke arah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru (jika naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke ketinggian 2.000 mdpl) yang bisa ditempuh dalam 2 jam. Di danau kita bisa berkemah, mancing (Carper, Mujair) yang banyak sekali. Penduduk Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan utk berendam di kolam air panas dan mancing. Untuk mencapai puncak (dari arah danau) harus berjalan kaki mendaki dinding sebelah barat setinggi 700m dan menaiki punggungan setinggi 1.000m yang ditempuh dlm 2 tahap 3 jam dan 4 jam. Tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, camp terakhir untuk menunggu pagi hari. 
Danau Anakan
Summit attack biasa dilakukan pada jam 3 dinihari untuk mencari momen indah - matahari terbit di puncak Rinjani. Perjalanan menuju Puncak tergolong lumayan; karena meniti di bibir kawah dengan margin safety yang pas-pasan. Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian terakhir harus ditempuh dengan susah payah, karena satu langkah maju diikuti setengah langkah turun (terperosok batuan kerikil). Buat highlander - ini tempat yang paling menantang dan disukai karena beratnya medan terbayar dgn pemandangan alamnya yang indah. Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari. Untuk mendaki Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina, kesabaran dan "passion".
Pintu masuk Senaru
Keseluruhan perjalanan dapat dicapai dalam program tiga hari dua malam, atau jika hendak melihat dua objek lain: Gua Susu dan gunung Baru Jari (anak gunung Rinjani dengan kawah baru di tengah danau) perlu tambahan waktu dua hari perjalanan. Persiapan logistik sangat diperlukan, tetapi untungnya segala sesuatu bisa diperoleh di desa terdekat. Tenda, sleeping bag, peralatan makan, bahan makanan dan apa saja yang diperlukan (termasuk radio komunikasi) bisa disewa dari homestay-homestay yang menjamur di desa Senaru.

 
Plawangan Sembalun
 bersama Alyd (IMPAS-B) Unlam

Padabalong (Pos 3)



Ayo cepet dirikan tendanya
Nascis cek yo rek ! ! ! ! ! !









Camp Plawangan Sembalun


Pintu Masuk Senaru










Puncak Rinjani



















<= Senaru



Selasa, 15 Maret 2011

Gunung Kerinci

Posted by Unknown on 09.36


Kebun Teh kaki Gunung Kerinci
Keindahan gunung  ini tak dapat di gantikan oleh apapun termasuk uang sekalipun. Sebelum naik kita sudah dimanjakan dengan hamparan sawah teh yang hijau dan menyejukkan mata bagi siapa saja yg melihatnya. Gunung dengan ketingian 3828Mdpl menempatkan dia menjadi gunung tertinggi kedua setelah Puncak Carteen, Gunung Jayawijaya, Papua. Gunung ini adalah Gunung Kerinci yang terdapat di Propensi Jambi. Penduduk di sekitar Gunung Kerinci atau hampir 80% di dominan oleh Transmigran asal Jawa. Mereka ada yang dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sebagaian Jawa Barat. 20% lainnya di dominasi oleh Kaum Minang, Aceh, dan Jambi. Mereka sangat ramah sekali dan bahasa merekapun memakai bahasa Jawa. Hal itu terlihat sekali ketika pembicaraan mereka di Pasar pagi Kayu Aro.
Berangkat dari Desa Kayu Aro pada waktu sore hari, membuat perjalanan menuju puncak Gunung Kerinci serasa seju. Perjalan ini harus dilakukan pada malam hari karena menghindari keracunan yg diakibatkan oleh bau belerang yg menyengat  karena Gunung Kerinci merupakan gunung aktif. Perjalanpun tidak terasa sudah 2 jam, kami tiba di pos 1 dan untuk sejenak kami melepaskan lelah sambil bercanda dan berkumpul bersama. Sebagian dari kami ada yang sholat dan bikin kopi. Setelah 30 menit kami istirahat, perjalananpun kami lanjutkan sampai pos 2 dan kami memutuskan untuk membuatcamp disana. Disitu selain terdapat sumber mata air, juga merupakan tempat yg strategis untuk melakukan pendakian kepuncak. Pos ini merupan pos paling aman dari pos – pos yg ada.
Puncak Gunung Kerinci
Suasana Pos 1
Pada pukul 02.00 WIB, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kepuncak Gunung Kerinci. Kami di hadapkan oleh suhu yang dingin, bongkahan batu yg besar serta udaya yg bercampur pasir. Ini dikarenakan pada saat pendakian, Gunung itu sedang “Batuk”. Kami berangkat dari arah timur dan luapan pasir dan krikil kea rah barat. Syukur dari kelompok kami tidak ada yg terluka ataupun cidera. Dan kami semua sampai puncak dengan senang dan gembira. Dari atas Gunung Kerinci, kami bias melihat Danau Gunung Tujuah, Danau Bangau, dan Danau – danau kecil lainnya.

Suasana Danau Gunung Tujuah
Setelah turun dari gunung Kerinci, belum lengkap rasanya jika kita tidak mampir ke Danau Gunung Tujuah, Danau yg terletak di atas Gunung ini merupakan danau tertinggi di Indonesia.  Dimana danau ini terletak pada 2200Mdpl atau lebih tepatnya diatas Gunung Tujuah. Diatas kita bisa melihat Batu Gajah. Disebut batu gajah karena batunya sangat besar sekali dan meyerupai gajah. Di gunung ini banyak sekali varian bunga anggrek dan pohon – pohon besar yang kokoh berdiri maupun yg sudah tumbang.

Setelah 2 hari 1 malam Di Gunung Kerinci dan 3 hari 2 malam di di Danau Gunung Tujuah, perjalanan kami lanjutkan ke Kota Padang yang menenpuh lebih kuarang 8 jam dari Gunung Tujuah. Di kota ini kami menginap di Universitas Negeri Padang atau lebih tepatnya di Mahasiswa Pecinca Alam dan Lingkungan Hidup (MPALH). Kami disambut sangat ramah bak keluarga sendiri. Canda tawa menyelimuti membicaraan kita, tanpa kita sadari kami pun terpecah menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama melanjutkan pendakian ke Gunung Merapi di Kota Padang dan kelompok ke dua Plesiran ke Kota Bukittinggi dan aku ikut di kelompok ke dua. Perjalanan dari Kota Padang ke Kota Bikittinggi kurang lebih 3 jam perjalanan mengunakan angkutan kota dan kami ditemani oleh salah satu anggota MPALH yg bernama Riska Ramadani Lastri. Sungguh terkejutkami semua ketika melakukan perjalanan ke Bukittinggi karena angkot yg kita naiki bak kafe berjalan dan kamar cewek. Bau wanggi, rapi, bagus mobilnya, full music dan bisa memilih lagu sesuka kita.  TOP BGT lah buat Kota Padang untuk angkotnya.
Ditengah perjalanan kami melihat, sebuah air terjun. Air terjun itu adalahAir Terjun Lembah Anai. Airnya sejuk, bagus, dan melihatpun sejuk dimata, tapi sayang air terjun itu sekarang telah rusak akibat gempa beberapa tahun lalu yg memporak porandakan Kota Padang dan sekitarnya. Kami hanya mampir sekitar 1 jam di air terjun itu, setelah itu kami lanjutkan perjalanan kami menuju Bukitting yg hanya ditempuh 2 jam dari air terjun tadi.
Sesampainya di Bikittinggi, kami disuguhi oleh banggunan tua yang masih kokoh. Bangunan bak menara yg di bangun pada saat jama penjajahan Belanda sekitar tahun 1800 an masih terlihat menjulang tinggi menatap langit, walaupun sudah beberapa kali mengalami renofasi. Ya, bangunan itu adalah Jam Gadang. Salah satu icon Bukittinggi.  Dibelakang Jam Gadang itu terdapat pasar besar Bukittingi yang menyajikan souvenir dan oleh – oleh khas Bukittinggi dan Kota Padang.
Sebagai rasa penghormatan kita kepada jasa para pahlawan, kami sempatkan berkunjung ke rumah salah satu proklamator RI kita yaitu Rumah BapakMohammad Hatta yang persisnya terletak di belakang Pasar Besar Bukittingi. Sebenarnya jam berkunjung berakhir pada pukul 16.00 WIB dan kami dating pada pukul 16.15 WIB. Rumah sudah di tutup dan penjaga rumah yg kebetulan adalah ponakan dari Bung Hatta berbaik hati untuk membukakannya rumah tersebut special untuk kami. Rasa senang dan kagumpun tidak terelakkan ketika kami melihat Rumah, Sepeda, perabotan rumah, delman, dll yang dipakai oleh Bung Hatta masih utuk dan terawatt dengan baik. Setelah sekitar 2 jam kami di Bukittinggi , kamipun kembali ke Kota Padang.

Tak terasa 7 hari kami berkeliling di Pulau Sumatra atau lebih tepatnya di Gunung Kerinci dan Kota Padang. Kerinduanku akan Ranah Minang belum mampu aku obati sampai tulisan ini aku posting. Ranah Minang, Ranah yg menyenangkan. Unforgettable city, Unforgettable moment, Unforgettable family.
Rumah Proklamator, Bung Hatta

Rumah Gadang



  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site